TERASMEDIAJAMBI.COM, Jambi — Publik Jambi kembali menyoroti Gubernur Jambi, Al Haris, setelah sejumlah rekaman dari kegiatan resmi pemerintahan beredar di media sosial. Dalam rekaman tersebut, sang gubernur tampak tertunduk sambil memejamkan mata beristirahat sejenak di tengah agenda, dan hal ini menimbulkan beragam respons di kalangan masyarakat.
Sebagian masyarakat menilai hal itu wajar akibat padatnya jadwal kerja seorang kepala daerah, namun sebagian lainnya menganggap fenomena tersebut sebagai momentum untuk meninjau kembali efektivitas gaya kepemimpinan dan etika pejabat publik.
Pandangan menarik datang dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang melalui wawancaranya bersama Liputan6 menyoroti fenomena pejabat publik yang tampak sibuk di depan masyarakat, namun belum tentu diiringi dengan efektivitas kerja nyata.
“Sebenarnya, seorang gubernur tidak memiliki banyak pekerjaan teknis. Fungsinya lebih kepada koordinasi dan pengawasan. Jadi kalau gubernur terlihat sibuk setiap hari, bisa jadi itu hanya pura-pura sibuk,” ujar Dedi seperti dikutip dari Liputan6.com.
“Banyak pejabat yang tampak sibuk ke sana-kemari, tapi tidak punya capaian konkret. Sibuknya hanya untuk pencitraan, bukan untuk hasil,” lanjutnya.
Dedi menekankan pentingnya kinerja terukur dibanding kesibukan seremonial. Ia menyebut, pemimpin yang baik adalah mereka yang bekerja dengan hasil, bukan hanya dengan tampilan.
“Kami di Jawa Barat fokus pada efisiensi birokrasi, penguatan ekonomi rakyat, dan peningkatan kualitas anggaran pembangunan. Pendapatan daerah naik signifikan, dan penggunaan anggaran lebih transparan,” ungkap Dedi.
“Kesibukan kami bukan di panggung, tapi di meja kerja. Karena rakyat tidak butuh tontonan, yang mereka butuh adalah hasil,” tambahnya tegas.
Pernyataan Dedi ini mendapat perhatian luas di publik dan dinilai sebagai pengingat bagi seluruh kepala daerah agar tidak terjebak pada rutinitas simbolik yang tidak berdampak langsung bagi masyarakat.
Sorotan terhadap Gubernur Jambi pun dipandang sebagai bagian dari refleksi yang lebih luas tentang perlunya peningkatan disiplin, efisiensi, serta tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada hasil.







