Penulis : Zikri Ramadhan (Wakil kepala bidang PSDM Persatuan Mahasiswa Hukum Kerinci Sungai penuh-Jambi)
TERASMEDIAJAMBI.COM, JAMBI – Kota Sungai Penuh kembali dilanda banjir pada Kamis (2/5/2024), di tengah momen peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Banjir ini menyebabkan genangan air di berbagai wilayah, termasuk di sekitar lokasi upacara Hardiknas di Tanjung Rawang. Situasi ini memicu kritik dari berbagai pihak, terutama masyarakat yang terkena dampak banjir.
Kurangnya kesigapan pemerintah: Masyarakat mempertanyakan kesigapan pemerintah dalam menangani banjir. Banjir yang berulang setiap tahun ini menunjukkan bahwa pemerintah belum memiliki solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan ini.
*Ketidaktepatan Penggunaan Anggaran*
Dana yang dikucurkan untuk penanggulangan banjir diduga tidak digunakan secara efektif dan efisien. Hal ini terlihat dari minimnya infrastruktur penanggulangan banjir, seperti normalisasi sungai dan pembangunan bendungan.
*Kurangnya Koordinasi Antar Instansi*
Kurangnya koordinasi antar instansi terkait dalam penanganan banjir juga menjadi sorotan. Hal ini menyebabkan lambatnya proses evakuasi dan bantuan kepada korban banjir.
Pemerintah perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penanganan banjir di Kota Sungai Penuh. Evaluasi ini harus melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat, akademisi, dan pakar terkait.
Pemerintah perlu membuat solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan banjir, seperti normalisasi sungai, pembangunan bendungan, dan pembuatan sistem drainase yang lebih baik.
Pemerintah perlu meningkatkan koordinasi antar instansi terkait dalam penanganan banjir. Hal ini untuk memastikan proses evakuasi dan bantuan kepada korban banjir dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
Masyarakat perlu dilibatkan dalam proses penanggulangan banjir. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan edukasi tentang kesiapsiagaan bencana dan mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
*Upacara Hardiknas di Tengah Banjir*
Pelaksanaan upacara Hardiknas di tengah genangan banjir di Tanjung Rawang menjadi simbol lemahnya koordinasi dan kesigapan pemerintah dalam menangani bencana. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah belum memprioritaskan keselamatan masyarakat di atas segalanya.
Banjir di Kota Sungai Penuh merupakan permasalahan yang kompleks dan membutuhkan solusi yang komprehensif. Diperlukan komitmen yang kuat dari pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama dalam mengatasi permasalahan ini.
Sebagai tambahan, perlu ditekankan bahwa pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran penanggulangan banjir.
Masyarakat berhak mengetahui bagaimana anggaran tersebut digunakan dan apa hasilnya.
Semoga narasi, kritik, dan saran ini dapat membantu pemerintah Kota Sungai Penuh dalam meningkatkan penanganannya terhadap bencana banjir.(***)