TERASMEDIAJAMBI.COM, JAMBI – Program layanan bedah jantung di RSUD Raden Mattaher Jambi kembali menjadi sorotan setelah beredar informasi bahwa sejumlah peralatan krusial di ruang operasi jantung diduga belum lengkap. Informasi yang beredar di lingkungan internal rumah sakit menyebutkan bahwa sebagian alat bahkan dikabarkan merupakan pinjaman dari RSUP Dr. Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang.
Temuan awal ini memunculkan tanda tanya besar mengenai kesiapan fasilitas dan kejujuran informasi publik terkait peluncuran program bedah jantung yang sebelumnya disebut-sebut sebagai salah satu layanan unggulan baru RSUD Raden Mattaher.
Ruang dan Fasilitas Diduga Belum Memadai
Sejumlah sumber internal rumah sakit yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa ruangan operasi jantung telah diresmikan, namun peralatan inti seperti mesin heart-lung (bypass machine), monitoring hemodinamik lanjutan, hingga instrumen bedah kardiotoraks disebutkan belum tersedia secara lengkap.
“Ruangan memang sudah ada, tapi beberapa alat masih kosong. Ada yang belum datang, ada yang statusnya pinjam,” ujar salah satu tenaga kesehatan yang mengetahui kondisi tersebut.
Isu Alat Pinjaman dari Palembang
Selain dugaan alat yang belum tersedia, beredar pula kabar bahwa sebagian peralatan yang dipamerkan saat peresmian program merupakan alat pinjaman dari RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Informasi ini belum dapat dipastikan kebenarannya, namun cukup kuat beredar di kalangan internal dan menjadi perbincangan tenaga medis.
Hingga berita ini diturunkan, pihak RSUD Raden Mattaher belum memberikan penjelasan resmi mengenai apakah benar terdapat peminjaman alat, atau bagaimana status pengadaan peralatan bedah jantung tersebut.
Transparansi Program Dipertanyakan
Sejumlah pengamat kesehatan menilai bahwa jika informasi tersebut benar, maka publik berhak mendapatkan penjelasan terbuka terkait kesiapan layanan bedah jantung yang sangat bergantung pada perangkat medis berstandar tinggi.
“Layanan bedah jantung tidak bisa hanya mengandalkan peresmian ruangan. Fasilitas harus lengkap, aman, dan permanen. Jika ada peminjaman alat untuk kepentingan seremoni, itu dapat menyesatkan publik,” ujar seorang pemerhati layanan publik di Jambi.
Hingga kini, belum ada konfirmasi dari manajemen rumah sakit maupun Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, jika benarkah informasi tersebut bearti Gubernur jambi dan direktur rumah sakit telah melakukan pembohongan publik.







