TERASMEDIAJAMBI.COM, Jambi – Publik Jambi dikejutkan oleh hilangnya patung Sultan Thaha Syaifuddin, pahlawan nasional kebanggaan masyarakat Jambi, yang selama ini berdiri kokoh di depan Kantor Gubernur Jambi. Patung tersebut diketahui sudah tidak berada di tempat sejak beberapa hari terakhir tanpa ada pemberitahuan resmi dari pemerintah provinsi.
Langkah ini menuai kritik keras dari berbagai kalangan masyarakat dan pemerhati sejarah. Mereka menilai tindakan pemerintah tersebut tidak sensitif terhadap nilai-nilai sejarah dan simbol perjuangan daerah.
“Ini bukan soal benda, tapi soal penghormatan terhadap sejarah dan identitas Jambi. Pemerintah semestinya menjaga, bukan justru menghilangkan simbol perjuangan Sultan Thaha tanpa penjelasan,” tegas Iin Habibi, Ketua Pemuda Melayu Jambi, Rabu (5/11/2025).
Iin menyebut penghilangan patung tersebut menunjukkan minimnya rasa hormat pemerintah terhadap warisan budaya dan perjuangan pahlawan daerah. Menurutnya, Sultan Thaha adalah simbol keberanian dan perlawanan terhadap penjajahan yang seharusnya menjadi inspirasi bagi generasi muda.
“Bagaimana generasi muda bisa menghargai sejarah jika simbol-simbol perjuangan seperti ini malah dihapus tanpa alasan jelas? Pemerintah seolah tidak memiliki kepekaan sejarah dan kultural,” tambahnya.
Sejumlah warga juga menilai pemerintah provinsi tidak transparan dan tidak komunikatif dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan simbol daerah.
“Kalau alasan renovasi, harusnya disosialisasikan lebih dulu. Ini malah diam-diam dibongkar. Kesannya tidak menghargai masyarakat,” ujar Roni, warga Telanaipura.
Hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak Pemerintah Provinsi Jambi, termasuk Dinas PUPR dan Biro Umum Setda Provinsi Jambi, terkait alasan maupun rencana penempatan kembali patung Sultan Thaha tersebut.
Aktivis budaya mendesak agar pemerintah segera mengembalikan patung ke tempat semula dan meminta maaf kepada masyarakat atas tindakan yang dinilai mencederai nilai sejarah dan kebanggaan daerah.
“Jangan jadikan simbol perjuangan leluhur hanya sekadar ornamen proyek. Ini soal jati diri dan martabat Jambi,” pungkas Iin Habibi.






